Follow Us @rizhaa

Thursday, September 9, 2021

3 Tips Isoman Agar Tetap Bahagia




 Assalamualaikum,


Hai semuanya apa kabar? Semoga selalu sehat dan dilindungi oleh Yang Maha Esa ya. Kalau dengar kata isoman di dalam benakku yeay, hore. Ya siapa yang tidak senang setelah penat seharian beraktivitas kita bisa isoman (istirahat, sholat, makan) eeh itu  ISHOMA. Hahaha. Beda ya bun (kriiiiik kriiik 🤣)

Nah, pada kesempatan kali ini aku akan share mengenai 3 tips menjalani isolasi mandiri (isoman) supaya tetap waras berdasarkan pengalaman pribadiku menjalani isolasi mandiri selama 14 hari di rumah. Qadarullah bulan Januari 2021 Orang Tuaku positif covid 19. Dunia terasa runtuh. Karena orang tua kami termasuk yang sudah sepuh dan memiliki komorbid*.

Papa saat dijemput ambulans karena saturasi sudah 80 sehingga harus dirawat


Beruntungnya, ada seorang kakakku yang bekerja di Rumah Sakit (RS) dan segera membantu mengurus proses isolasi orangtua kami. Sehingga bisa ditangani dengan cepat dan tepat. Setelah tenang, Aku dan Mbaika yang mengantar ke RS memutuskan melakukan tes karena melakukan kontak kami erat dengan keduanya. Saat hasilnya keluar dunia terasa runtuh lagi.

“Ya hasilnya kami berdua positif”.

Semenjak ada covid-19 denger kata-kata isoman tuh kayanya hal tabu. Apalagi awal-awal virus ini baru menyebar. Banyak orang yang tiba-tiba jadi menjauhi dan si pasien dicap sebagai pembawa virus. Mungkin itu sebabnya banyak yang tidak mau lapor kalau positif. Padahal kalau melapor ke Rukun Tetangga (RT) atau satuan tugas covid itu agar tetap dipantau keadaannya.

Terbayang banyak sekali hal di benakku, bagaimana kalau tambah parah? apa akan meninggal? anakku bagaimana? jujur belum siap mental. Karena kurang paham prosesnya untuk dirawat di wisma atlet berdasarkan pengalaman teman harus ada proses dari puskesmas dan surat masuk dari dokter. Jadi aku memutuskan untuk isoman saja di rumah. Alhamdulillah suami dan anakku sudah terlebih dahulu memisahkan diri ke rumah mertua, jadi aku bisa fokus isoman di rumah kami.

Oxymeter wajib sedia dirumah saat Isoman 


Hari 1-3 masih biasa saja rasanya, tidak terlalu ada rasa sakit yang signifikan. suhu tubuh normal, tidak pusing, pilek, batuk. Nafsu makan dan penciuman juga masih ada. Tetapi malam ke-empat aku tiba-tiba meriang, dan gejala flu muncul, tidur sangat tidak nyenyak. Bangun di pagi hari seluruh badan terasa sakit, tulang nyeri.

Saat sarapan aku juga merasakan hal yang aneh, makanannya tidak ada rasanya, dan penciuman hilang. Berkali-kali mencoba mencium sesuatu yang menyengat benar-benar tidak tercium apapun. Bernafas jadi lebih sulit. Badan jadi lemas karena tidak nafsu makan dan efek meminum obat. Ini berlangsung kurang lebih smp hari ke 9. Down? Pasti. tapi harus berusaha untuk melaluinya supaya lekas negatif dan sembuh.



Berikut 3 Tips Isoman Agar Tetap Waras, berdasarkan pengalaman pribadi.

Berpikir Positif dan Bahagia.

Selain pola hidup sehat dan minum obat, berpikir positif adalah kuncinya. Untuk tetap berpikir positif tidak mudah tentunya. Apalagi saat kita sedang sakit. Tapi yang utama berpikir positif kalau Allah pasti punya jalan keluar untuk masalah ini. Selain itu versiku beberapa hal yang membantu yaitu berolahraga, berjemur, makan yang enak (walau mungkin tidak terasa), menghindari semua informasi negatif yang bertebaran baik di grup chat atau pun sosial media.

Dekatkan diri ke hal yang disukai (Be happy).

Ingin banget baca buku ini, nonton film itu tapi tidak ada waktu karena terlalu sibuk mengurus pekerjaan atau anak. Saat ku Isoman kemarin berpisah dengan anak dan suami memang menyedihkan tapi momen ini bisa dimanfaatkan untuk melakukan self care  yang selama ini tertunda. 

Keep contact

Yang paling berat dari isoman sendirian itu adalah merasa sendiri dan rasa depresi seringnya datang saat malam. Untuk mengatasi hal itu aku selalu selalu video call atau sekedar bertelepon dengan keluarga atau teman. Melihat wajah seseorang atau suara orang lain saat sedang isoman seorang diri, ini menjadi angin segar.

Voice Call sama Papa


Selain menguras materi secara finansial (biaya obat, vitamin dan PCR) covid ini menurutku menyerang mental juga. Berpisah dengan anak dan suami, apalagi orangtuaku juga sedang dirawat. setiap malam hampir selalu menangis. Tetapi bersyukur sekali dimudahkan semua sama Allah prosesnya.

Demikian sharing aku kali ini. Semoga teman-teman selalu berada dalam keadaan sehat ya.

*komorbid istilah kedokteran untuk menunjukkan penyakit penyerta selain penyakit utama yang sedang diderita.


\https://health.kompas.com/read/2021/07/15/090100668/apa-itu-komorbid-.\


No comments:

Post a Comment

Translate