11-04-2023 (04.11 WIB)
innalillahi wa inna ilaihi rojiun, allahumagfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fuanhu.
Telah berpulang Ayahandaku, Bapakku, Papaku Ir. H. Sayono Bin Saridjan Martodikromo (Mohon baca alfatihah untuk almarhum jika kamu membaca tulisan ini, Jazāk Allāhu Khayran)....
aamiin allahumma aamiin.
2020-2021
COVID SI AWAL MULA
Tidak bisa dipungkiri sejak jadi alumnus COVID tahun 2021 lalu kesehatan almarhum menurun drastis. Waktu itu sempat 30 hari dirawat intensif hingga pemasangan ventilator.
Alhamdulillah ternyata Allah masih memberikan sisa waktu untuk kami anak-anaknya mendulang pahala. Papa sembuh. Tapi ada yang berbeda tubuhnya tidak sebugar yang dulu, tetapi semangat hidup masih sama. Hingga 13/06/2021 Kakak pertama ku dipanggil yang kuasa karena COVID.
Papa berusaha tegar, tetapi terlihat jelas bahwa semangat hidup memudar dan banyak urusan-urusan yang menambah beban pikirannya. Dia berusaha memberikan yang terbaik untuk keluarga kakak yang ditinggalkan.
Hari-hari dilalui Papa mungkin dengan keruwetan pikiran yang beliau konsumsi sendiri. Kadang berbagi keluh kesah tetapi rasanya aku tidak punya kapasitas untuk memberi bantuan yang berarti. Hanya waktu dan perhatian yang kadang bisa kuberikan untuk mengantarnya ke dokter atau pun mengunjungi rumahnya barang sejam dua jam. Yes, dasar aku yang sok sibuk (sekarang rasa sesal baru datang memuncah. KEMANA SAJA DULU??)
FEB 2023
STROKE RINGAN
Mungkin karena aku si sok sibuk ini yang selalu menggadang-gadang Maaf pak ada urusan anak, jadi belum bisa mampir. Sehingga terpatri dalam otak beliau kalau ada apa-apa tidak usah telpon. Sampai Mama bilang dilarang untuk nelpon karena tidak enak aku ada anak kecil. Padahal Papa bahagia banget kalau lihat dan bermain sama anakku.
Dalam hati sudah ada perasaan mau mampir, ketika tiba-tiba Mama telfon bilang kalau Papa seperti orang linglung lupa ingatan tidak bisa ngomong. Meluncur dan menyadari bahwa beliau kehilangan beberapa fungsi anggota tubuh. Seperti menggerakkan kaki kanan dan tidak bisa berbicara dengan jelas.
Alhamdulillah ada kakak kedua yang bekerja di salah satu RS yang selalu siap sedia untuk urusan orangtua kami (Semoga Allah membalas segala kebaikanmu mba).
Papa tidak telat ditangani dan berhasil mendapatkan pertolongan pertama. Alhamdulillah Allah masih memberikan kami anaknya waktu untuk menjaga Papa di RS. Alhamdulillah setelah dirawat beberapa hari Papa dinyatakan boleh pulang.
Tetapi tentu saja dengan banyak bawaan obat dan 1001 pantangan.
Tetapi namanya juga Papa, tidak mengenal pantangan. Dan selalu meyakinkan diri dan pikirannya sehat dan bugar. Padahal dokter sudah bilang 3 bulan setelah stroke 1 harus sangat dipantau.
Lagi-lagi aku si sok sibuk ini, di pikiran dan hati sangat ingin mengurus orangtua, tetapi kenyataannya yaa itu sok sibuk. suatu hal yang sangat aku sesali................
Beberapa kali mengantar Papa dan Mama kontrol ke dokter, walau terkena beberapa kata-kata omelan yang ternyata yaa mungkin bahasa cintanya versi beliau adalah itu. Aku tetap bersyukur bisa habiskan waktu bareng mereka.
MARET 2023
RAMADAN
Alhamdulillah masuk bulan Ramadan. Kami meminta Papa untuk pelan-pelan saja, jangan langsung aktifitas seperti biasa dan kalau bisa puasanya diseling atau jangan puasa dulu.
Tapi beliau ya seperti yang sudah-sudah tetap menjadi seseorang yang tidak mau dicap tidak mampu. Alhamdulillah beliau selalu berpuasa Full walaupun kondisinya sedang tidak baik-baik saja Masya Allah.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Papa selalu membangunkan sahur kami anak-anaknya. Kadang protes kenapa kalau nelpon saya sulit. Maapin ya pah.
Gak tau kenapa sejak hari 1 ramadan sudah langsung nembak kakak-kakak untuk meluangkan waktu buka bersama di rumah Papa. Padahal biasanya sih saya paling malas urus-urus jadwal kakak-kakak yang sibuk. Alhamdulillah kami bisa buka bersama, Papa walau tidak nafsu makan tapi terpancar kebahagiaan dari wajahnya. Ingat banget beliau bilang saya sudah kenyang melihat kalian makan kumpul semua disini.
APRIL 2023
Sekali lagi kita buka bersama kakak-kakak perempuan, sebetulnya kami tidak janjian. Hanya saja ada waktu luang jadi mampir yang bersamaan. Papa kaget karena kami tiba-tiba hadir buka bersama. Mukanya bahagia, selalu ingat betapa berbinar-binar matanya kalau lihat kami semua kumpul. (Ah dasar saya yang sok sibuk sungguh menyebalkan. kenapa tidak kau beri waktumu untuk orangtuamu sih).
11 APRIL dinihari
Dapat telfon kalau beliau muntah-muntah sesak dan dilarikan ke RS. SYOK SEDIH KECEWA KESAL kenapa mama ga nelon saya?? Saya yang rumahnya paling dekat dengan beliau apakah saya tidak dianggap??
Ternyata mama bilang sudah mau telpon, tetapi papa bilang: "Jangan telpon adek, kasihan dia ada anak kecil repot nanti". (JLEB sakit hati ini, kesal sama diri sendiri)
Intinya video call sama kakak sambil lihat tindakan yang dilakukan dokter, Nangis sepanjang perjalanan ke RS, sedih ga bisa ada disampingnya.
04.11 WIB
Papa sudah gak ada. Adek gak bisa pamit, cuma bisa lihat jasad papa yang tersenyum.
Maapin adek ya pah. Ade minta maap atas semua kekhilafan adek. Seandai-andainya sudah tidak berguna. semua sudah takdir Allah. Papa sudah selesai urusan di dunia ini. In sha Allah ade akan jagain mama. Bismillah.
Alhamdulillah bisa mandiin papa, melihat proses kafanin, semuanya mudah mulus bersih. Banyak sekali kenalan papa yang hadir nyelawat berbela sungkawa. Memberi salam dan doa terakhir untuk papa dan berkata papa orang baik dan lurus. Masya Allah, Allah buka semua kebaikan papa di hari akhir.
Sampai bertemu di alam setelah kehidupan dunia ya pah. Semoga kita termasuk golongan yang diridhai Allah SWT dan bisa ditinggikan derajatnya nanti. aamiin allahumma aamiin.
------
